Bertaqwa, Berpengetahuan, Berkarakter dan Berbudaya Lingkungan SMP Negeri 2 Bungkal Ponorogo : Variasi pengalaman belajar memperbaiki hasil belajar siswa

Variasi pengalaman belajar memperbaiki hasil belajar siswa

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga ikut mempengaruhi perkembangan dalam berfikir siswa. Anak-anak sekarang menginginkan hal-hal yang baru yang menarik dan menantang. Demikian juga saat mengikuti pembelajaran di sekolah mereka ingin pembaruan dalam pembelajaran. Mereka ingin terlibat dalam pembelajaran. Siapa yang melibatkan siswa dalam pembelajaran? Tentunya dalam hal ini adalah guru yang berperan dalam menyajikan pembelajaran. Dengan fenomena seperti itu guru harus mau dan menerima situasi serta kondisi siswa saat ini. Dengan demikian seorang guru harus belajar mengadakan pembaruan pembelajaran dengan memasukkan pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa terlibat aktif dalam pembelajaran akan semakin berkualitas hasil belajar siswa. Jadi siswa tidak sekedar datang, duduk, catat, dan pulang tanpa ada pengalaman belajar.


Seorang guru dalam merancang pembelajaran tentunya akan bertanya dalam hatinya, “Pengalaman belajar apa yang akan aku berikan pada peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi dasar?” Guru yang kreatif akan selalu berfikir untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kondisi siswa dan kemampuan sekolah. Multi metode dan multi media akan membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar pada siswanya.

Membuang Kejenuhan Siswa
Pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru bersifat diktator. Kelas harus tenang tidak boleh berisik karena siswanya harus duduk dengan rapi tidak boleh bergerak kesana kemari. Pembelajaran seperti ini membelenggu siswa, sehingga siswa tidak berfikir kreatif. Siswa bukan sebagai subjek belajar melainkan objek belajar. Ceramah yang selalu didengar oleh siswa setiap hari membuat mereka jenuh dan bosan dan membuat mereka tidak senang di sekolah. Semakin tinggi keaktifan siswa dalam pembelajaran, maka mutu pembelajaran semakin baik. Keaktifan siswa di sini bukan hanya fisiknya saja tetapi lebih dari itu. Misalnya aktif bertanya, menanggapi pertanyaan,merespon segala sesuatu yang muncul saat pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru dengan memberikan pengalaman belajar yang monoton membuat siswa menjadi tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Maka seorang guru harus pandai mengemas sebuah pembelajaran sehingga enak untuk dikonsumsi siswa dengan dibumbui pengalaman-pengalaman belajar yang menarik.

Contoh sederhana pengalaman belajar untuk siswa SD:
Siswa mewarnai daerah bangun persegi panjang untuk menanamkan konsep dasar luas daerah persegi panjang. Dengan demikian siswa akan lebih memahami apa yang dimaksud dengan luas tanpa harus mendifinisikan.
Siswa disuruh mengelilingi sebuah persegi dari tali di luar ruang kelas untuk menanam konsep dasar keliling persegi. Siswa akan merasa senang karena seperti bermain yang sekaligus memahami pengertian keliling dengan cara melakukan tanpa penjelasan yang panjang lebar.
Siswa diajak ke kebun untuk mengamati bunga dalam pembelajaran IPA. Siswa bebas menghirup udara yang segar sambil belajar dengan kebun sebagai tempat belajar dan media pembelajaran.
Siswa diajak pergi ke pasar untuk kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan kompetensi dasar dalam mata pelajaran IPS atau Bahasa Indonesia.
Siswa diajak ke balai desa untuk memperkenalkan sistem pemerintahan desa. Jadi balai desa dapat menjadi tempat belajar sekaligus sebagai sumber belajar.
Siswa diajak diajak ke sawah untuk memahami ekosistem sawah dalam IPA yang diintegrasikan dengan Bahasa Indonesia misal menulis puisi tema pertanian atau melukis dengan tema pertanian ataupun dengan mata pelajaran yang lain. Sehingga sekali waktu keluar sehari untuk

menghilangkan kejenuhan dan menyegarkan pikiran siswa. Tetapi jangan jauh-jauh dari sekolah. Misalnya tempat yang dekat dengan pantai ya ke pantai. Dengan demikian pembelajaran akan lebih menyenangkan dan memiliki makna bagi siswa.

Banyak para ahli pendidikan yang mengatakan kalau hanya mendengar maka siswa akan mudah lupa, dengan melihat maka akan ingat, apalagi kalau melakukan maka siswa akan memahami. Itu sekelumit gambaran tentang pentingnya variasi pengalaman belajar dalam penyajian pembelajaran, yang diharapkan dari penulis adalah pengembangan dan kreativitas dari bapak dan ibu guru untuk membawa siswa dalam situasi belajar yang bermakna sehingga mampu meningkatkan hasil belajar menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar: